PENGERTIAN PEMBELIAN KREDIT
Pengertian Pembelian kredit menurut (Mulyadi:2002) adalah
pembelian yang dilakukan oleh perusahaan yang dalam pembayarannya dilakukan
secara bertahap atau secara angsuran kepada pemasok. Dalam pembelian kredit
umumnya sebelum melakukan transaksi pembelian harus mendapat otorisasi terhadap
pembelian yang dilakukan. Pembelian kredit adalah salah satu cara agar
perusahaan dapat terus menjalankan kegiatan perusahaanya. Sistem
pembelian kredit yang baik dapat memberikan informasi mengenai dari mana barang
berasal, barang mana yang persediaannya kurang, faktur pembelian yang sudah
jatuh tempo, analisis hutang per periode untuk menjadwalkan pembayaran, daftar
giro yang dibayarkan. Dengan sistem pembelian kredit yang baik, diharapkan masalah
persediaan yang menumpuk, masalah penjadwalan pembayaran hutang dan giro yang
dibayarkan, karena kurangnya informasi dapat dihindari.
Sistem
pembelian kredit merupakan bagian dari siklus pengeluaran (expenditure).
Fungsi yang Terkait
1.
Fungsi Gudang
Dalam
sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan
permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan
untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2.
Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk
memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih
dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang
dipilih.
3.
Fungsi Penerimaan Barang
Dalam sistem akuntansi pembelian kredit,
fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu
dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau
tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Dan juga bertanggung jawab
untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan.
4.
Fungsi Akuntansi
Fungsi
ini terdiri dari 2 bagian yaitu :
1) Bagian
Pencatat Utang
Fungsi
ini bertanggungjawab untuk mencatat utang yang timbul dari transaksi pembelian
ke dalam register bukti kas keluar (kartu gudang). Dan untuk menyelenggarakan
arsip dokumen bukti kas keluar yang berfungsi sebagai catatan utang.
2) Bagian
Pencatat Persediaan
Fungsi
ini bertanggungjawab untuk mencatat Harga pokok persediaan barang yang diterima
dari transaksi pembelian ke dalam kartu persediaan.
Dokumen yang Digunakan
1.
Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang
diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi
pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti
yang tersebut dalam surat permintaan pembelian.
2.
Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta
penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali
terjadi (tidak repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.
3.
Surat order pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan
barang kepada pemasok yang telah dipilih. SOP ini dikeluarkan oleh fungsi
pembelian yng kemudian diberikan kepada pemasok. Dokumen ini terdiri dari
berbagai tembusan.
4.
Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi
penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah
memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum dalam
surat order pembelian. Laporan penerimaan barang disertai dengan otorisasi
bagian penerimaan barang.
5.
Surat perubahan order pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap
isi surat order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut
dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi,
penggantian (substitusi) atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan desain
atau bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara
resmi dengan menggunakan surat perubahan order pembelian.
6.
Bukti kas keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi
untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai
perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok serta berfungsi
sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud pembayaran
(berfungsi sebagai remittance advice).
Catatan-Catatan Akuntansi yang
Digunakan
1.
Register bukti kas keluar
Catatan
akuntansi ini digunakan untuk mencatat utang yang timbul dari pembelian.
2.
Jurnal pembelian
Catatan akuntansi ini digunakan untuk
mencatat transaksi pembelian. Jika dalam pencatatan utang perusahaan
menggunakan account payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat
transaksi pembelian adalah jurnal pembelian.
Berikut
Jurnal Pembelian yang biasa digunakan oleh perusahaan :
1) Pencatatan
pembelian kredit secara periodik :
-Pembelian xxx -
Hutang
dagang - xxx
2) Pencatatan
pembelian kredit secara perpetual :
-Persediaan
barang dagang xxx -
Hutang
dagang - xxx
3.
Kartu utang
Catatan akuntansi ini merupakan bukti
pembantu yang berisi rincian mutasi utang perusahaan kepada tiap-tiap
kreditnya. Digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok.
4.
Kartu persediaan
Dalam sistem akuntansi pembelian. Kartu
persediaan ini digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.
5. Kartu Gudang
Catatan akuntansi ini diselenggarakan
oleh bagian gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang
disimpan.
6. Jurnal Umum
Catatan
akuntansi ini digunakan untuk mencatat barang yang rusak dan dikembalikan
kepada pemasok (retur pembelian).
1) Pencatatan
retur pembelian kredit secara periodik :
-Hutang
Dagang xxx -
Retur
Pembelian - xxx
2) Pencatatan
retur pembelian kredit secara perpetual :
-Hutang
Dagang xxx -
Persediaan
Barang Dagang - xxx
Pengendalian
Internal terhadap sistem informasi akuntansi pembelian baik secara tunai maupun
kredit harus diotorisasi baik secara umum dan khusus untuk setiap pembelian,
setiap surat order pembelian harus didasarkan pada surat permintaan pembelian
yang telah diotorisasi, penyerahan barang dari fungsi penerimaan barang ke
fungsi gudang harus didokumentasikan, setiap bukti kas keluar harus dilampiri
dengan dokumen pendukung yang lengkap dan sah, semua formulir harus bernomor
urut tercetak, dan mereview kinerja secara periodik.
FLOWCHART SISTEM PEMBELIAN KREDIT
Keterangan :
·
SPP =
Surat permintaan pembelian
·
SPPH = Surat permintaan penawaran harga
·
SPH =
Surat penawaran harga
·
SDP =
Surat daftar pembelian
·
SOP =
Surat order pembelian
·
LPB =
Laporan penerimaan barang
·
LPK =
laporan pembelian kredit
PROSEDUR PEMBELIAN KREDIT
1. Bagian
gudang atau yang membutuhkan barang membuat surat permintaan pembelian (SPP)
kepada bagian pembelian yang dibuat rangkap 2. Rangkap 1 untuk bagian pembelian
dan rangkap 2 untuk arsip bagian gudang (disimpan menurut urutan nomornya).
2. Berdasarkan
SPP, bagian pembelian membuat surat permintaan penawaran harga (SPPH) yang
ditujukan kepada beberapa supplier. SPPH yang dikirimkan oleh supplier-supplier
tersebut, diseleksi oleh bagian pembelian untuk menentukan salah satu supplier
yang menawarkan harga yang paling meguntungkan bagi perusahaan dengan kualitas
barang atau jasa yang sama.
3. Bagian
pembelian menulis pesanan pembelian (purchases order/Surat Order Pembelian)
rangkap 4 dan distribusikan kepada supplier (rangkap 1), bagian hutang (rangkap
, bagian gudang (rangkap 3), bagian keuangan (rangkap 2) dan diarsipkan oleh
bagian pembelian (rangkap 4).
4. Barang
dari supplier diterima oleh bagian penerimaan barang (bagian gudang), kemudian
dicek dan diperiksa kualitasnya. Bagian penerimaan barang membuat Laporan
penerimaan barang (LPB) rangkap 3 yang sudah ditandatangani oleh kepala gudang
bagian penerimaan barang. Dimana LPB rangkap 1 untuk bagian pembelian, rangkap
2 untuk bagian keuangan dan rangkap 3 dijadikan arsip oleh bagian gudang
(disimpan menurut urutan angka).
5. Gudang
mencocokkan barang yang diterima dengan laporan penerimaan barang dan
mencatatnya ke dalam kartu gudang dan kartu barang, lalu menyerahkan laporan
penerimaan barang yang sudah ditandatangani oleh kepala gudang kepada bagian
penerimaan barang.
6. Faktur
pembelian diterima oleh bagian pembeli, diperiksa dan dicocokkan dengan pesanan
pembelian. Faktur kemudian diserahkan ke bagian hutang.
7. Bagian
hutang menerima faktur pembelian, kemudian memeriksa dan mencocokkannya dengan
pesanan pembelian, laporan penerimaan barang dan surat permintaan pembelian.
Bila sesuai, bagian hutang membuat voucher rangkap 3 dan didistribusikan kepada
bagian hutang (rangkap 1 dan 2) dan bagian akuntansi rangkap 3.
8.
Bagian
akuntansi memerima voucher tersebut dan mencatatnya ke dalam voucher register.
9.
Pada
tanggal jatuh tempo, bagian hutang menyerahkan voucher lembar 1 dan 2 ke bagian
pengeluaran kas.
10. Bagian pengeluaran kas memeriksa
voucher dan bukti pendukungnya, lalu menulis cek. Cek beserta voucher lembar 2
diserahkan kepada supplier, sedangkan voucher lembar 1 diserahkan ke bagian
akuntansi.
11. Bagian akuntansi mencatat voucher
dalam check register, menulis tanggal dan nomor cek dalam voucher register dan
menyimpan voucher dalam arsip urut nomor.
12. Bagian akuntansi setiap periode
menjumlahkan voucher register dan mempostingnya ke dalam buku besar.
13. Laporan bank setiap bulan diterima
oleh internal auditor dan direkonsiliasi dengan catatan kas.
Terima kasih sangat bermanfaat
BalasHapusuntuk angka2 nya itu artinya apa ya?
BalasHapus